Jumat, 12 Agustus 2016

Melihat Peradaban

Ah sudah pukul sebelas, mataharinya masih terlelap. Pemalas!
Ku ambil surat kabar hari ini, tidak ada yang berbeda.
Hanya pemberitaan, mengenai hal-hal itu saja.
Bosan kah aku? Terlampau.
Sudah dua gelas semenjak pagi dan kesabaranku menunggu datangnya angin kehidupan.
Kasus-kasus yang dikasuskan menjadi pembuka pagi ini.
Disusul seni atas pembunuhan, yang katanya menjadi kebutuhan.
Selalu pemerkosaan menjadi teman, sembari menyantap sarapan.
Tentang cara mengada di dalam peradaban gila, selalu dicari para tuan dan puan.
Ketertarikan manusia, haram bila tidak disematkan.
Kabar yang bahkan tidak penting, juga ditaruh di pojok sebelah kiri halaman depan. 
Penawaran menarik, tentang prostitusi konservatif.
Kemudian kabar perselingkuhan individu yang mengada, sebuah konstruksi pasif.
Lalu ada kasus korupsi, yang entah seperti halnya sebuah ilusi
Eksistensi kebodohan manusia pun tak kalah menjadi sajian menarik surat kabar pagi ini.
Masih saja mereka berputar di lingkaran kebenaran seputar identitas.
Sebuah pencapaian tidak terlalu menarik, karena hanya bertahan satu dua hari saja.
Lalu tentang pesan singkat berupa beli, beli dan beli.
Bangunan mewah, hanya dengan sepersekian keberanian juga tidak mau kalah.
Ada busa tidak stabil, milik segelintir orang yang bukan proletar.
Lalu apalagi? Silahkan cari sendiri di berandamu.
~
Ah sampah sekali, tapi bukan kah begitu cara modernitas?
Segalanya menjadi cepat, katanya agar kita tahu.
Kompleks, sehingga banyak yang luput .
Tapi kenapa yang tidak berbentuk kini menjadi sebuah keseragaman?
Seakan-akan kami hanyalah sebuah komoditas.
Dijebak dalam ruang benar dan salah.
Untuk sekedar diperjualbelikan dalam tanda kutip, tanya dan perintah.
Dimana pesan perdamaian berada?
Hanya ada ini dan itu, semuanya berperang mencari kuasa.
Berputar kesana kemari, dengan sebuah inovasi.
Banjir, tolong aku tenggelam!
Di dalam percepatan laju informasi yang begini dan begitu.
………..
Begitulah cara melihat peradaban kita, bukan kah begitu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar