Rabu, 20 April 2016

Menuju Petang



                Melihat sekelompok orang tertawa di sebuah cafĂ© yang aku datangi sore hari ini menjadikanku terlalu berpikir dan mengabaikan kopiku. Apakah benar jikalau manusia sebisa mungkin harus mencapai kebahagiaan di dalam hidupnya? Entah kenapa, ada suatu struktur yang seakan-akan mengkosntruksi manusia untuk berpikir sedemikian rupa. Bahkan secara universal konsep hidup untuk kebahagiaan begitu diterima. Aku mungkin masih belum mengetahui apa yang mendasari seluruh umat manusia di berbagai belahan bumi ini mengamini konsep kebahagiaan tersebut. Tapi akan aku katakan bahwa ini hanya ada di dalam imajinasiku saja, jadi ini bukanlah suatu doa yang berujung pada kata amin.
                Aku bertanya-tanya, apakah diluar sana ada yang justru mencari kesedihan? Ya walaupun tentang bahagia dan sedih itu sangat relatif, tapi topik pembicaraan kali ini sifatnya universal. Bahagia menurut kebanyakan orang dan begitu pula dengan kesedihan. Lalu aku akan menebak ketika membicarakan ini dengan teman, kerabat, keluarga atau siapapun mereka pasti akan jatuh didalam konsep normal. Membosankan sekali jika harus memperdebatkan tentang normal. Tapi jika dipikir-pikir lagi, konsep normal adalah solusi dari pertanyaan ini. Mungkin manusia mencari kebahagiaan didalam hidupnya karena suatu kenormalan yang telah ada selama mereka hidup.
                Ternyata aku sudah berpikir terlalu lama hingga kopi didepanku sudah tidak lagi nikmat untuk disantap. Yasudahlah, setidaknya aku mendapatkan sesuatu untuk ditulis.  Tapi juga berpikir, mau sampai kapan aku hidup seperti ini? Atau memang seperti ini seharusnya hidupku?   
                Bisa jadi latar belakang kehidupanku selama awal tahun ini menjadikan diriku berpikir seperti itu. Seharusnya hal seperti ini tidak perlu dipikirkan terlalu dalam, hanya saja aku penasaran dan mulai jenuh dengan paper yang harus aku kerjakan secepat kilat karena dikejar deadline.
                Sudah hampir empat jam aku duduk ditempat ini dan menyaksikan orang-orang datang dan pergi bersama konsep kebahagiaan yang mereka yakini…..


Kala itu,
Ditulis apa adanya,
Menuju petang,
Didalam hingar bingar kehidupan.

Selasa, 12 April 2016

Singkat Cerita

Singkat cerita, tetaplah berjuang untuk hidup. Setidaknya tetaplah bernafas, karena percayalah dunia ini terlalu singkat untuk kamu sia-siakan dengan kesedihan dan keputusasaan. Sesekali aku ingin menulis yang seperti ini. Tidak terlalu bertele-tele dan mudah dicerna. Begitu pula dengan hidup, semua hanya soal pilihan dan jangan lupakan beserta semua konsekuensinya. Selamat melanjutkan hidup...