Sabtu, 29 April 2017

Pulang Bersama Petang


Pulang, bersama petang.
 
Bintang gemintang dan bulan malam itu begitu indah. Aku menikmati perjalanan pulangku sembari menyalakan perapian, setiap hembusan dan kemewaktuan adalah anugerah yang benar-benar aku syukuri. Sudah cukup lama aku tidak menulis, masalahnya adalah waktu dan rasa lelah. Banyak sekali yang tidak sempat ku utarakan, hanya menjadi angin yang berlalu begitu saja. Jadi seperti biasa, aku hanya ingin menulis. Tidak terlalu peduli dengan pemilihan kata atau segala yang begini dan begitu. Oke mari kita mulai pestanya.
            Tepat pukul 12 lebih sedikit aku melaju bersama kejamnya waktu, menembus Yogyakarta dan segala romantismenya di tengah malam yang semakin kusadari, tak bisa ku tinggalkan. Kota ini terlalu nyaman, sayang sekali apabila suatu hari nanti aku harus pergi dan tidak kembali. Tapi itu berlebihan, tentu ketika dewasa nanti aku harus kembali ke kota ini, untuk memenuhi seluruh janji-janji yang telah ku sepakati dengan teman-temanku. Bukan hanya itu, aku juga harus menjenguk keluargaku dan yang paling favorit adalah kamarku. Tempat dimana tulisan ini tercipta, bersama kelelahan dan kekhawatiran untuk menjadi dewasa.
            Lampu merah, seratus dua belas! Untuk senyap malam dan perapian yang semakin lama menemui ajalnya, tak ada satu kendaraan pun yang lewat, bahkan semua toko sudah tutup. Hanya ada angin malam yang menari-nari di angkasa, bersinergi dengan asap yang juga ikut merayakan momentum tanpa manusia. Mereka bahagia dan aku juga, begitu tenang… Tapi sayangnya aku harus terlelap, sekian.