Selasa, 24 Mei 2016

Tentang Sore dan Kedamaian



            Mari bercerita tentang kekalahan. Tidak selamanya menyedihkan, apabila kita tahu bagaimana seni dalam menerima tragedi tersebut. Bahkan para jenderal paling hebat di dunia pun pernah mengalami kekalahan, jadi itu adalah hal yang wajar untuk seukuran kita, manusia. Sebut saja Alexander Agung, Genghis Khan dan Hitler. Mereka bertempur ratusan kali dan tentu sudah sangat terlatih untuk hal-hal seperti itu, tapi tetap kekalahan adalah hal yang tidak pernah bisa dihindarkan dari manusia. Contoh paling mudah adalah kekalahan akan kehidupan, yang berarti kematian. Manusia pada umumnya sangat takut untuk menerima kekalahan atas kehidupan ini dan memang wajar sekali.
        Jangan terlalu dipikir berat, setiap manusia punya ceritanya masing-masing mengenai kekalahan. Kekalahan pun dalam berbagai aspek yang sangat kompleks juga pasti akan menjadi cerita tersendiri dan seharusnya bisa kita olah menjadi sesuatu mahakarya bernama pengalaman. Lalu kita bisa belajar dari kekalahan tersebut, bahwa kehidupan tidak selamanya akan bisa sama seperti dengan apa yang kita harapkan. Ada kalanya kita harus mampu dan mau untuk menerima hal-hal yang memang susah untuk diterima.
Seperti suara bebunyian khas Streetlight Manifesto, yang menandakan sebuah akhir bahagia. Meskipun penuh dengan paksaan, memang tak selamanya kekalahan adalah hal yang buruk. Seperti penutup di akhir lagu “The Blonde Lead The Blind” yang menjadi sebuah epilog, tentang manusia yang mampu berdamai dengan kekalahan itu sendiri. Menarik!


Sedikit cerita tentang sore dan kedamaian….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar