Sabtu, 22 November 2014

Jalan Kecil Bernama Harapan

Saya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memikirkan judul tersebut.. Jalan Kecil Bernama Harapan. Kenapa jalan? Kenapa kecil? Kenapa bernama? Kenapa harapan? Manusia adalah makhluk yang hebat dan saya suka dengan hal mendasar dari kita yaitu pengetahuan. Oke sejenak kita lupakan, mari sedikit bercerita. 6 bulan terakhir ini saya merasakan kehidupan yang sangat amat mendatar, bahagia tentu, bersyukur pasti, sedih ada kalanya. Aku merasakan sesuatu yang berbeda entah sejak apa ini dimulai tapi aku merasa hidup ini semakin mendatar dan semakin rumit. Hal yang biasa aku lakukan untuk mendapatkan kebahagiaan kini hanya menjadi sesuatu yang membosankan. Banyak hal yang berubah, termasuk diriku bahkan teman-teman disekolah merindukan diri saya yang dulu. Ada apa dengan saya? Tidak terjadi apa-apa, saya hanya berusaha melewati Jalan Kecil Bernama Harapan. Tersadar sekarang sudah menjadi final untuk saya pada jenjang SMA dan waktu terasa begitu cepat. Kini saya sudah ada di dunia 17 tahun lebih 4 bulan, masih belia namun sudah dirasa tua untuk memutuskan dengan jalan kehidupan yang akan aku tempuh untuk 4 tahun kedepan, lebih tepatnya masa kuliah dimana semuanya akan berubah lebih cepat dan drastis. Ya memang benar banyak teman-teman saya yang merasa ketakutan dengan PTN, UN dan masa depan.. What's wrong? Mereka terlalu khawatir dengan masa depan, padahal ada hal lebih penting yang seharusnya kalian lakukan daripada membuang waktu untuk memikirkan hal yang masih abstrak. Entah kenapa pagi ini saya mendapatkan banyak inspirasi namun tidak semuanya akan saya tuangkan pada tulisan ini, terkadang saya merasa sangat menyesal jika saya mengeluh dengan kebosanan yang melanda hidup saya dan Tuhan selalu memberikan pencerahan dengan mereka yang hidupnya kurang beruntung. Banyak di jalanan, anak-anak dan orang tua yang harus bekerja keras untuk tetap bertahan hidup dan ketika saya melihat mereka.. Ternyata kehidupan yang datar ini sungguh sangat harus disyukuri, mereka tidak seberuntung aku yang bisa makan 3x sehari, sekolah, memakai baju yang pantas, dan tidak harus mengais rezeki untuk tetap bertahan hidup. Terkadang ada hal yang lebih mendasar dengan orang-orang difabel, bersyukur dengan anggota tubuh yang lengkap dan saya masih bisa melakukan berbagai aktivitas. Tulisan ini sudah terlalu panjang, mungkin sangat malas untuk membaca tulisan ini, tapi mungkin hanya ini yang aku bisa lakukan untuk tetap mengingatkan akan pentingnya bersyukur.. Bersyukurlah! Sekecil apapun harapan yang kalian miliki, tetap optimis dan jangan pernah kalah sebelum bertanding. Selamat pagi, selamat berjuang, semoga kita bisa saling berbagi kebahagiaan dengan sesama... Apa hubunganya dengan Jalan Kecil Bernama Harapan? Itulah hal tersirat dalam tulisan ini, semoga kalian menemukan apa yang kalian butuhkan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar