Jumat, 01 September 2017

Sebuah Permainan, Kehidupan dan Kekalahan

Seorang lelaki, yang memiliki banyak hal untuk dilakukan.

Baginya, hidup itu adalah sebuah kesia-siaan, tetapi hal tersebut bukan berarti menjadikan dirinya seorang nihilis, absurdis ataupus fatalis. Kehidupan, baginya hanyalah sebuah wahana permainan, dimana ada awal dan akhir. Di dalam permainan tersebut, tersedia banyak sekali pilihan dan cara untuk mengakhirinya, tetapi untuk memulainya hanya dapat dilakukan dengan cara merangkak keluar dari Rahim seorang manusia, permainan tersebut bernama “Kehidupan”. Benar sekali, namanya kehidupan, sebuah permainan yang hanya dapat dilakukan satu kali saja, apabila kehilangan kesadaran untuk selamanya, maka dianggap kalah. Permasalahannya adalah, di dalam permainan tersebut tidak ada kesadaran yang abadi, jadi mau tidak mau permainan tersebut hanya akan berakhir pada sebuah kekalahan. Lalu bagaimana cara memenangkan permainan tersebut? Tidak ada, siapa pun yang bermainan permainan tersebut memang ditakdirkan untuk kalah. Sesungguhnya, permainan tersebut hanyalah sebuah wahana bagi para manusia untuk menunda atau sekedar menunggu kematiannya.
Jadi, kalau begitu mati saja! Lebih cepat, lebih baik. Apakah seperti itu, cara seorang lelaki tersebut harus menyelesaikan permainannya dengan kekalahan? Baiklah, memang pada akhirnya kalah, tetapi lelaki tersebut justru sama sekali tidak menggubris soal menang dan kalah. Bagi dia, permainan tersebut hanyalah soal memilih dan memaksimalkan. Memilih sebuah perjalanan dan memaksimalkannya, pun dengan memilih sebuah cara untuk kalah dan memaksimalkannya, menarik bukan? Kapan lagi, kekalahan menjadi sesuatu yang dianggap keren bagi manusia. Kekalahan selalu memiliki sebuah makna yang buruk, dan sebisa mungkin harus dihindari. Sedangkan, kehidupan hanyalah sebuah kamuflase dari kekalahan manusia. Jadi, apakah manusia pada dasarnya hidup di dalam sebuah permainan yang sesungguhnya sedang membohongi dirinya sendiri? Ya, itu tergantung bagaimana mereka memilih dan memaksimalkan wahana kehidupan yang ada di depan mata mereka.
Apakah kita akan membicarakan siapa yang menciptakan permainan tersebut? Tidak, itu pembahasan yang sangat konservatif dan menjurus pada sebuah pilihan yang membantu para manusia untuk saling membunuh satu sama lain, memilih sebuah cara untuk mengakhiri permainannya dengan kekalahan yang cukup tragis. Jadi apa hal menarik yang akan dibahas di dalam permainan tersebut? Entahlah, kalian piker saja sendiri, sembari melihat kedua telapak tangan kalian, sembari memikirkan “Apakah saya benar-benar hidup?”. Ya, bisa jadi kita lupa, bahwa sebenarnya kita ini hidup atau sekedar berpura-pura hidup.
Nah, di dalam wahana, permainan dan pilihan hidupnya, seorang lelaki tersebut memiliki banyak hal untuk dilakukan. Kenapa dia memiliki banyak hal untuk dilakukan? Agar kesempatan untuk bermain di dalam permainan yang bisa dilakukan hanya sekali saja, dapat dia maksimalkan. Karena baginya, kehidupan bukan soal bagaimana kita mengakhirnya, tetapi soal bagaiman kita dapat berproses di dalamnya. Bertemu dengan jalan pintas, rintangan, sesuatu yang absurd, sesuatu yang konkrit, bonus, kesialan dan apapun itu yang terlalu kompleks untuk dijelaskan.

Terima kasih~

*Sebuah tulisan, yang saya dedikasikan untuk kesadaran dan keberanian saya di dalam memilih, untuk tetap hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar