Seorang lelaki, yang memiliki banyak hal
untuk dilakukan.
Baginya, hidup itu adalah
sebuah kesia-siaan, tetapi hal tersebut bukan berarti menjadikan dirinya
seorang nihilis, absurdis ataupus fatalis. Kehidupan, baginya hanyalah sebuah wahana
permainan, dimana ada awal dan akhir. Di dalam permainan tersebut, tersedia
banyak sekali pilihan dan cara untuk mengakhirinya, tetapi untuk memulainya
hanya dapat dilakukan dengan cara merangkak keluar dari Rahim seorang manusia,
permainan tersebut bernama “Kehidupan”. Benar sekali, namanya kehidupan, sebuah
permainan yang hanya dapat dilakukan satu kali saja, apabila kehilangan
kesadaran untuk selamanya, maka dianggap kalah. Permasalahannya adalah, di
dalam permainan tersebut tidak ada kesadaran yang abadi, jadi mau tidak mau
permainan tersebut hanya akan berakhir pada sebuah kekalahan. Lalu bagaimana
cara memenangkan permainan tersebut? Tidak ada, siapa pun yang bermainan
permainan tersebut memang ditakdirkan untuk kalah. Sesungguhnya, permainan
tersebut hanyalah sebuah wahana bagi para manusia untuk menunda atau sekedar
menunggu kematiannya.
Jadi, kalau begitu mati
saja! Lebih cepat, lebih baik. Apakah seperti itu, cara seorang lelaki tersebut
harus menyelesaikan permainannya dengan kekalahan? Baiklah, memang pada
akhirnya kalah, tetapi lelaki tersebut justru sama sekali tidak menggubris soal
menang dan kalah. Bagi dia, permainan tersebut hanyalah soal memilih dan
memaksimalkan. Memilih sebuah perjalanan dan memaksimalkannya, pun dengan
memilih sebuah cara untuk kalah dan memaksimalkannya, menarik bukan? Kapan
lagi, kekalahan menjadi sesuatu yang dianggap keren bagi manusia. Kekalahan
selalu memiliki sebuah makna yang buruk, dan sebisa mungkin harus dihindari.
Sedangkan, kehidupan hanyalah sebuah kamuflase dari kekalahan manusia. Jadi,
apakah manusia pada dasarnya hidup di dalam sebuah permainan yang sesungguhnya
sedang membohongi dirinya sendiri? Ya, itu tergantung bagaimana mereka memilih
dan memaksimalkan wahana kehidupan yang ada di depan mata mereka.
Apakah kita akan
membicarakan siapa yang menciptakan permainan tersebut? Tidak, itu pembahasan
yang sangat konservatif dan menjurus pada sebuah pilihan yang membantu para
manusia untuk saling membunuh satu sama lain, memilih sebuah cara untuk
mengakhiri permainannya dengan kekalahan yang cukup tragis. Jadi apa hal
menarik yang akan dibahas di dalam permainan tersebut? Entahlah, kalian piker saja
sendiri, sembari melihat kedua telapak tangan kalian, sembari memikirkan “Apakah
saya benar-benar hidup?”. Ya, bisa jadi kita lupa, bahwa sebenarnya kita ini
hidup atau sekedar berpura-pura hidup.
Nah, di dalam wahana,
permainan dan pilihan hidupnya, seorang lelaki tersebut memiliki banyak hal
untuk dilakukan. Kenapa dia memiliki banyak hal untuk dilakukan? Agar
kesempatan untuk bermain di dalam permainan yang bisa dilakukan hanya sekali
saja, dapat dia maksimalkan. Karena baginya, kehidupan bukan soal bagaimana
kita mengakhirnya, tetapi soal bagaiman kita dapat berproses di dalamnya.
Bertemu dengan jalan pintas, rintangan, sesuatu yang absurd, sesuatu yang
konkrit, bonus, kesialan dan apapun itu yang terlalu kompleks untuk dijelaskan.
Terima kasih~
*Sebuah tulisan, yang saya dedikasikan
untuk kesadaran dan keberanian saya di dalam memilih, untuk tetap hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar