Minggu, 10 Desember 2017

Berjudi Dengan Kehidupan

            Kata lelaki tersebut, pilihan adalah sebuah kegilaan. Sebuah siang yang cukup terik, aku memutuskan untuk rehat sejenak di taman itu. Sebuah kebetulan, aku duduk di samping seorang lelaki yang sedang menikmati kesendirian di siang hari tersebut. Lemparan pertama aku mulai dengan “Apa itu pilihan?”, dengan cepat dia menjawab “Kegilaan.”. Sampai detik tersebut aku masih belum bisa memahami arti perkataan tersebut.
            Pohon-pohon di taman tersebut seakan-akan membisikan sesuatu dalam sepersekian detik imajinasiku, katanya sembari menari dengan angin “Apa yang sedang kau cari? Apa yang sedang kau pertanyakan? Apa yang sedang kau resahkan? Apa yang sedang mengganggumu? Apa yang sedang kau khawatirkan? Sehingga perjalananmu sudah teramat sejauh ini, bahkan kau lupa darimana dirimu berangkat? Apakah hal tersebut tidak membuatmu gila?”.
            “Apakah maksudmu adalah, pilihan merupakan sebuah kegilaan?” Tanyaku kepadanya.
            “Benar sekali!”
            “Jadi setiap kita bertemu dengan pilihan merupakan sebuah kegilaan?”
            “Tidak semua, tapi hampir semua pilihan merupakan kegilaan.”
            “Bagaimana kau bisa menyimpulkan hal tersebut?”
            “Entahlah, lebih kepada permenungan pribadiku.” Jawabnya sembari menghisap rokok.
            Pilihan merupakan sebuah kontestasi probabilitas konsekuensi yang sebenarnya selalu dihindari oleh manusia, pergumulan antara pilihan-pilihan yang ada di dalam ketidakpastian hidup manusia menyebabkan mereka mengira-ngira tentang kemungkinan yang akan terjadi di dalam masa depan mereka. Mungkin itu sebabnya, lelaki tersebut dapat menyimpulkan bahwa pilihan adalah sebuah kegilaan.
            Perjudian paling mahal yang pernah ku temukan adalah hidup itu sendiri. Setiap harinya, kita selalu berjudi dengan kehidupan. Dimanapun dan kapanpun, kita tidak akan pernah tau tentang sesuatu yang akan benar-benar terjadi dalam hidup kita. Yang akan selalu ktia ketahui hanyalah probabilitas-probabilitas yang ada di dalam perjudian itu sendiri. Mungkin juga, hal tersebut yang membuat Paman Nietzsche geram dengan manusia.
            Entahlah, tidak pernah ada yang pasti dengan caraku mendefinisikan sesuatu hal. Tapi setidaknya, pencarian dan pertanyaanku selalu membawaku ke dalam sebuah ruang  yang menghadirkan lebih banyak pintu untuk dijelajahi. Kata mereka, itu akan menyesatkanku ke dalam sebuah kegilaan, tapi bagiku hal tersebut lah yang menjadikan hidupku lebih berharga. Aku pun mengamini, bahwa aku juga sedang berjudi dengan kehidupanku.

Seharusnya untuk November, tapi tidak masalah dengan Desember

Tidak ada komentar:

Posting Komentar