Kata
lelaki tersebut, pilihan adalah sebuah kegilaan. Sebuah siang yang cukup terik,
aku memutuskan untuk rehat sejenak di taman itu. Sebuah kebetulan, aku duduk di
samping seorang lelaki yang sedang menikmati kesendirian di siang hari
tersebut. Lemparan pertama aku mulai dengan “Apa itu pilihan?”, dengan cepat
dia menjawab “Kegilaan.”. Sampai detik tersebut aku masih belum bisa memahami
arti perkataan tersebut.
Pohon-pohon
di taman tersebut seakan-akan membisikan sesuatu dalam sepersekian detik
imajinasiku, katanya sembari menari dengan angin “Apa yang sedang kau cari? Apa
yang sedang kau pertanyakan? Apa yang sedang kau resahkan? Apa yang sedang
mengganggumu? Apa yang sedang kau khawatirkan? Sehingga perjalananmu sudah
teramat sejauh ini, bahkan kau lupa darimana dirimu berangkat? Apakah hal
tersebut tidak membuatmu gila?”.
“Apakah
maksudmu adalah, pilihan merupakan sebuah kegilaan?” Tanyaku kepadanya.
“Benar
sekali!”
“Jadi
setiap kita bertemu dengan pilihan merupakan sebuah kegilaan?”
“Tidak
semua, tapi hampir semua pilihan merupakan kegilaan.”
“Bagaimana
kau bisa menyimpulkan hal tersebut?”
“Entahlah,
lebih kepada permenungan pribadiku.” Jawabnya sembari menghisap rokok.
Pilihan
merupakan sebuah kontestasi probabilitas konsekuensi yang sebenarnya selalu
dihindari oleh manusia, pergumulan antara pilihan-pilihan yang ada di dalam
ketidakpastian hidup manusia menyebabkan mereka mengira-ngira tentang
kemungkinan yang akan terjadi di dalam masa depan mereka. Mungkin itu sebabnya,
lelaki tersebut dapat menyimpulkan bahwa pilihan adalah sebuah kegilaan.
Perjudian
paling mahal yang pernah ku temukan adalah hidup itu sendiri. Setiap harinya,
kita selalu berjudi dengan kehidupan. Dimanapun dan kapanpun, kita tidak akan
pernah tau tentang sesuatu yang akan benar-benar terjadi dalam hidup kita. Yang
akan selalu ktia ketahui hanyalah probabilitas-probabilitas yang ada di dalam
perjudian itu sendiri. Mungkin juga, hal tersebut yang membuat Paman Nietzsche
geram dengan manusia.
Entahlah,
tidak pernah ada yang pasti dengan caraku mendefinisikan sesuatu hal. Tapi
setidaknya, pencarian dan pertanyaanku selalu membawaku ke dalam sebuah ruang yang menghadirkan lebih banyak pintu untuk
dijelajahi. Kata mereka, itu akan menyesatkanku ke dalam sebuah kegilaan, tapi
bagiku hal tersebut lah yang menjadikan hidupku lebih berharga. Aku pun
mengamini, bahwa aku juga sedang berjudi dengan kehidupanku.
Seharusnya untuk November, tapi tidak masalah dengan Desember
Tidak ada komentar:
Posting Komentar