Ku ambil surat kabar hari ini, tidak ada yang berbeda.
Hanya
pemberitaan, mengenai hal-hal itu saja.
Bosan kah aku? Terlampau.
Sudah dua gelas
semenjak pagi dan kesabaranku menunggu datangnya angin kehidupan.
Kasus-kasus yang
dikasuskan menjadi pembuka pagi ini.
Disusul seni
atas pembunuhan, yang katanya menjadi kebutuhan.
Selalu pemerkosaan
menjadi teman, sembari menyantap sarapan.
Tentang cara
mengada di dalam peradaban gila, selalu dicari para tuan dan puan.
Ketertarikan
manusia, haram bila tidak disematkan.
Kabar yang
bahkan tidak penting, juga ditaruh di pojok sebelah kiri halaman depan.
Penawaran
menarik, tentang prostitusi konservatif.
Kemudian kabar
perselingkuhan individu yang mengada, sebuah konstruksi pasif.Lalu ada kasus korupsi, yang entah seperti halnya sebuah ilusi
Eksistensi
kebodohan manusia pun tak kalah menjadi sajian menarik surat kabar pagi ini.
Masih saja
mereka berputar di lingkaran kebenaran seputar identitas.
Sebuah
pencapaian tidak terlalu menarik, karena hanya bertahan satu dua hari saja.
Lalu tentang
pesan singkat berupa beli, beli dan beli.
Bangunan mewah,
hanya dengan sepersekian keberanian juga tidak mau kalah.
Ada busa tidak
stabil, milik segelintir orang yang bukan proletar.
Lalu apalagi?
Silahkan cari sendiri di berandamu.
~
Ah sampah
sekali, tapi bukan kah begitu cara modernitas?
Segalanya
menjadi cepat, katanya agar kita tahu.
Kompleks,
sehingga banyak yang luput .
Tapi kenapa yang
tidak berbentuk kini menjadi sebuah keseragaman?
Seakan-akan kami
hanyalah sebuah komoditas.
Dijebak dalam
ruang benar dan salah.
Untuk sekedar diperjualbelikan
dalam tanda kutip, tanya dan perintah.
Dimana pesan
perdamaian berada?
Hanya ada ini
dan itu, semuanya berperang mencari kuasa.
Berputar kesana
kemari, dengan sebuah inovasi.
Banjir, tolong
aku tenggelam!
Di dalam
percepatan laju informasi yang begini dan begitu.
………..
Begitulah cara
melihat peradaban kita, bukan kah begitu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar