Melihat
sekelompok orang tertawa di sebuah café yang aku datangi sore hari ini
menjadikanku terlalu berpikir dan mengabaikan kopiku. Apakah benar jikalau
manusia sebisa mungkin harus mencapai kebahagiaan di dalam hidupnya? Entah
kenapa, ada suatu struktur yang seakan-akan mengkosntruksi manusia untuk
berpikir sedemikian rupa. Bahkan secara universal konsep hidup untuk
kebahagiaan begitu diterima. Aku mungkin masih belum mengetahui apa yang
mendasari seluruh umat manusia di berbagai belahan bumi ini mengamini konsep
kebahagiaan tersebut. Tapi akan aku katakan bahwa ini hanya ada di dalam
imajinasiku saja, jadi ini bukanlah suatu doa yang berujung pada kata amin.
Aku
bertanya-tanya, apakah diluar sana ada yang justru mencari kesedihan? Ya
walaupun tentang bahagia dan sedih itu sangat relatif, tapi topik pembicaraan
kali ini sifatnya universal. Bahagia menurut kebanyakan orang dan begitu pula
dengan kesedihan. Lalu aku akan menebak ketika membicarakan ini dengan teman,
kerabat, keluarga atau siapapun mereka pasti akan jatuh didalam konsep normal.
Membosankan sekali jika harus memperdebatkan tentang normal. Tapi jika
dipikir-pikir lagi, konsep normal adalah solusi dari pertanyaan ini. Mungkin
manusia mencari kebahagiaan didalam hidupnya karena suatu kenormalan yang telah
ada selama mereka hidup.
Ternyata
aku sudah berpikir terlalu lama hingga kopi didepanku sudah tidak lagi nikmat
untuk disantap. Yasudahlah, setidaknya aku mendapatkan sesuatu untuk ditulis. Tapi juga berpikir, mau sampai kapan aku hidup
seperti ini? Atau memang seperti ini seharusnya hidupku?
Bisa
jadi latar belakang kehidupanku selama awal tahun ini menjadikan diriku
berpikir seperti itu. Seharusnya hal seperti ini tidak perlu dipikirkan terlalu
dalam, hanya saja aku penasaran dan mulai jenuh dengan paper yang harus aku
kerjakan secepat kilat karena dikejar deadline.
Sudah
hampir empat jam aku duduk ditempat ini dan menyaksikan orang-orang datang dan
pergi bersama konsep kebahagiaan yang mereka yakini…..
Kala itu,
Ditulis apa adanya,
Menuju petang,
Didalam hingar bingar kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar