"Tentang cinta, sesuatu yang jarang sekali aku bicarakan."
Pernah
suatu ketika, seorang manusia bertanya-tanya tentang arti cinta. Dia bertanya,
kepada laut, langit dan segala hal yang ada dan terlihat di muka bumi ini.
Pertama-tama laut menyatakan bahwa cinta itu seperti dirinya, luas tak terbatas
dan hampir memenuhi seluruh permukaan bumi. Tapi terkadang dirinya tidak
selalu tenang, ketika ada suatu fase yang memang harus dia hadapi. Kedua, langit
menyatakan bahwa cinta itu seperti dirinya, membentang megah dan termanifestasikan
oleh cakrawala indah. Tapi terkadang dirinya tidak selalu hadir, ketik ada
suatu fase yang memang harus dia hadapi.
Lalu apa yang ketiga? Seorang
manusia itu bertanya kepada manusia yang lain. Manusia pertama yang dia jumpai
adalah seorang anak kecil yang sedang bermain bola seorang diri. Ketika ditanya
tentang arti cinta, anak kecil itu menjawab kebahagiaan. Anak kecil tersebut
menyatakan bahwa cinta itu seperti kebahagiaan, adalah sesuatu yang dicari oleh
setiap manusia di dunia ini. Tapi terkadang dirinya dapat berbalik menyerang,
apabila tidak bijaksana di dalam menghidupi kebahagiaan tersebut.
Lalu siapa manusia kedua? Manusia
kedua yang dia jumpai adalah seorang pemuda yang sedang duduk termenung seorang
diri di taman. Ketika ditanya tentang arti cinta, pemuda itu menjawab
penderitaan. Pemuda tersebut menyatakan bahwa cinta itu seperti penderitaan,
adalah sesuatu yang membuat manusia semakin terpuruk di dalam keterlemparannya.
Tapi terkadang dirinya dapat menjadi titik balik suatu perjalanan, apabila
bijaksana di dalam mempelajari penderitaan tersebut.
Lalu siapa manusia ketiga? Manusia
ketiga yang dia jumpai adalah seorang kakek tua yang sedang bekerja menyapu
taman tersebut. Ketika ditanya tentang arti cinta, kakek tua itu menjawab
tanggung jawab. Kakek tua tersebut menyatakan bahwa cinta itu seperti tanggung
jawab, adalah sesuatu yang membuat manusia memiliki alasan lain kenapa mereka
harus tetap bertahan hidup. Tapi terkadang dirinya dapat menjadi ketersesatan,
apabila bijaksana sekaligus tidak bijaksana di dalam mengemban tanggung jawab tersebut.
Sudah hampir tujuh tahun lamanya dia
masih tetap saja bertanya-tanya tentang arti cinta. Sudah hampir semua hal yang
ada dan terlihat di muka bumi ini menjadi teman penceritanya, menceritakan
semua penjelasan mengenai cinta. Namun hingga tahun ketujuh ini, dia tetap saja
masih belum mengerti tentang arti cinta, hingga pada suatu pagi dia lupa
menanyakan tentang arti cinta tersebut kepada dirinya sendiri.
Katanya kepada semesta “Cinta itu
adalah relativitas kosmos yang kompleksitasnya mengalahkan rasionalitas manusia
dan membentang diantara sedimentasi perasaan. Kamu tidak akan pernah menemukan
definisi yang pasti mengenai cinta, tapi setidaknya kamu masih dapat
merasakannya dan membagikannya kepada manusia-manusia yang lain. Lakukanlah, sebelum kematian
merenggut kesempatan tersebut.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar